This is my blog ....
Dear Reader ...
Welcome to my blog ..With Love ,, Vie ..
Hope you'll enjoy it ... ^_^
Senin, November 23, 2009
Sekolahku Cintaku (bukan) corat-coret iseng saat mengajar.
Merupakan buku fiksi karangan Poile Sengupta. Seperti judulnya, cerita-cerita yang disuguhkan benar-benar mengena pada kehidupan sekolah.
Pertama kali saya membaca buku ini, saya sudah tertarik dengan bahasanya yang sangat menarik.
Percakapan-percakapan antara guru, siswa, dan keduanya sangat mengingatkan akan masa-masa sekolah. Benar-benar buku yang membuat kangen akan dunia sekolah.
Selain itu, buku ini juga memberikan gambaran-gambaran bagaimana dan apa yang hendaknya dilakukan dan tidak dilakukan oleh guru dan orang tua dalam mencetak anaknya menjadi manusia melalui ‘mesin’ yang disebutnya sekolah.
Hehe .. Bahasa yang sangat menarik.
Seperti dalam pengantar yang dibawakan oleh Bapak Hernowo, beliau adalah penulis yang sangat produktif. Dalam pengantar tersebut, beliau mengaku sangat terkesan dengan kisah-kisah yang dituliskan oleh Poile, diantaranya kisah yang berjdul “PTTN” ( Perlindungan terhadap Tirani Nilai ). Dalam cerita ini, Poile menggambarkan betapa nilai itu menjadi hal yang sangat menakutkan bagi murid.
“ Nilai-nilai itu bagaikan monster yang punya gigi lebih tajam daripada gigi piranha, lebih kejam daripada manusia yang tak tau terima kasih.”
Dari segi pandang saya sendiri, buku ini dan kisah-kisahnya benar-benar ditulis oleh Poile secara apik, baik dari sudut pandang murid maupun guru dan orang tua.
Saya sangat setuju dengan pendapat Bapak Hernowo, bahwa walaupun sebenarnya kisah-kisah yang dituliskan Poile adalah kisah fiksi, namun memiliki daya dorong luar biasa untuk mengubah sekolah yang kaku menjadi sekolah yang fleksibel, yang siap menampung sisi-sisi kehidupan yang beragam dan kaya.
Tak lupa, saya juga mau memperkenalkan judul-judul kisah lainnya yang tak kalah menarik dalam buku ini, seperti Dewasa Terlalu Cepat, Kisah Modern Kancil dan Kura-Kura, Studi Banding ke Sekolah Negeri, Ujian …..Sssssssssst !, dan Procrastination, Reaksi yang Tertunda.
Dan, satu lagi kutipan dalam buku ini,
“Guru yang baik memberikan sugesti, bukan dogma, dan memberi inspirasi kepada pendengarnya agar bisa mengajari diri sendiri”
- Edward Bulwer-Lytton (1803-1873) –
Harapan saya setelah membaca buku ini, tidak jauh dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Hernowo, semoga guru-guru di Indonesia juga terinspirasi untuk menulis kisah-kisahnya yang dialami di sekolah, sehingga kelak pengalamannya bisa tersebar ke seluruh dunia dan menjadi pelajaran tersendiri bagi setiap orang tentang dunia sekolah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sepertinya buku yang menarik.
BalasHapusIya LoLy ...
BalasHapusCoba deH ikuT baCa ,,,
Cerita'nya Menginspirasi ..